Derai Hujan di Sudut-Sudut Kota Medan
Hari ini cuacanya muram sejak awal pagi. Bunyi hujan renyai-renyai mengetuk tingkap membuat aku malas untuk bangun dari katil. Hari ini, langit seperti sedang bercerita. Seawal pagi, awan kelabu berkumpul dan menutup matahari, seolah-olah mahu memberi pentas sepenuhnya kepada hujan. Saat titisan pertama jatuh ke bumbung atap kos. bunyinya lembut—seperti bisikan kecil yang memanggil aku untuk terus bergulung dalam selimut.
Hujan dalam dua tiga hari merenggut kegembiraan harian yang hangat, semangat untuk beraktifitas menurun, seolah dunia menyampaikan pesan agar beristirahat dari kesibukan yang tak kunjung berujung, dalam sepekan jadwal harian terus memberi waktu tubuh untuk berkerja dan beraktifitas, menyusuri setiap sudut kota untuk menulis cerita dan memori baik. Ini membuat aku mengerti bahwa terkadang dunia sangat berperan dalam keberlangsungan hari kita entah dari cuaca suhu dan suasana kota.
Melihat sisi hujan membasahi kota medan, seperti melihat sudut lain Dimana hari biasanya kota ini dipenuhi hiruk pikuk yang amat memanas tapi dengan turun nya hujan seperti ikut memberikan kesejukan dan ketenangan.
Aktivitas kuliah
Jadwal kuliah hari ini dialihkan dengan kuliah online, sesuai dengan doa mahasiswa mager kaya saya untuk ikut basah dalam tetesan hujan yang membasahi jalanan kota. Semangat 45 si buat belajar, kan kalo boleh online yaa alhamdulillah.
Tubuh yang mulai goyah dengan cuaca yang tak menentu ini menjadi salah satu alasan untuk tetap berada dalam hangatnya kos kos anak kuliahan.
Ikut kelas online dengan mata kuliah pengantar teknologi informasi Bersama bapak Hermansyah S.kom M.kom, kelas begitu hangat di Tengah dinginnya suasana kota medan. Banyak mahasiswa yang menggunakan pakaian tebal dan jaket termasuk saya, pemandangan yang cukup amat jarang saya lihat di kota ini. Kelas berjalan lancar dan waktu tidur siang pun tiba, aktivitas harian hari ini kosong jadi waktunya untuk merasakan nikmatnya tidur siang.
Berbicara tentang hujan…….
Memori tentang hujan
Hujan yang identic dengan “ dingin dan tenang”, selalu mengingatkan saya dengan rumah, yaps rumah di kampung halaman yang sama sama memiliki cuaca yang dingin dan sering hujan, kehujanan selalu membawa rindu untuk pulang merasakan hangatnya pelukan ibu dan amarah ayah yang melihat anaknya hujan hujanan dan berakhir basah, yang menyebabkan penyakit saya Ketika berada di suhu dingin muncul , alergi udara dingin yang membuat hidung mampet dan amandel yang kumat, suhu tubuh yang hangat yang pasti merepotkan ayah wkwk. Anak Perempuan nya ini sering sekali merepotkan ayah, jadi kangennn wkwk.
Hidangan dikala hujan
Teh daun yang ikut di seduh untuk mengahatkan tenggorokan ,ubi goreng yang membantu cacing di perut tidak terus berteriak seakan paling kedinginan wkwk. Ahhh serunya membayangkan betapa menyenakan hidup Bersama keluarga dirumah , canda tawa membahas hal – hal random yang membuat gelak tawa terdengar , hal itu menjadi motivai untuk terus belajar dan mengembangkan diri di Rantau, kenangan dan Haluan bukan untuk penghambat dan alasan bermalas malasan tetapi menjadi pendorong agar perjuangan tak sia- sia.
hujan memang sering kali mengubah ritme aktivitas harian kita, namun bukan berarti menjadi penghalang untuk tetap produktif. Terus jaga Kesehatan teman teman, makan yang enak dan terus Bahagia.
Salam literasi dan saya ingin mengucapkan selamat hari guru untuk seluruh guru yang sudah sangat berjasa / 25 November 2025.
penutup
Saya suka sekaligus takut dengan hujan:)

Posting Komentar